Sunday 13 June 2010

Atas nama PORNOGRAFI

Mari merenung sejenak ,lepaskan atau kalau bisa lupakan semua masalah di kepala kita.Tarik nafas sedalam mungkin ,kemudian hembuskan perlahan-lahan.Pejamkan mata sehingga hanya kegelapan yang tampak,kemudian bayangkan anak-anak anda dimasa depan ,kehilangan pegangan moral.Nilai-nilai agama yang sudah anda ajarkan sejak anak anda duduk dibangku sekolah,seolah olah diinjak-injak didepan mata anda sendiri.Kata orang tua yang otomatis melekat didiri anda sejak anda melahirkannya didunia,dirobek dan anda menjadi orang lain yang tidak dikenal .....

Apa yang anda rasakan ketika membaca berita ,bahwa 67 % anak SD sudah menegenal pornografi.Sekali lagi saya tulis besar-besar PORNOGRAFI.Bukan pendidikan seks.Data ini terungkap dari sejumlah survey yang dilakukan oleh sejumlah LSM.
Hasil survei menunjukan,anak-anak belia tersebut selama ini mengakses pornografi melalui komik (24 persen), situs internet 22 persen, permainan 17 persen,film/TV 12 persen, telepon genggam 6 persen, majalah 6 persen, dan koran 5 persen.Para pelajar SD itu umumnya melihat pornografi karena alasan iseng sebesar 21 persen, penasaran 18 persen,terbawa teman 9 persen,serta takut dibilang kurang pergaulan 3 persen.Dalam benak anak-anak,menurut hasil survei,pornografi diterjemahkan sebagai gambar orang telanjang sebesar 31 persen,gambar jorok 29 persen, memperlihatkan aurat 12 persen, serta gambar yang tidak boleh dilihat.


Data ini diambil sebelum heboh kasus video mesum Ariel-Luna Maya,jadi bisa dibayangkan kalau dilakukan survey lagi,pasti hasilnya bisa lebih Bahkan ada celetukan seorang anak " kalau belum ngeliat video Luna MAya -Ariel atau Ariel dan cut Tari gak gaul...."Oh my God...!!!!! Gejala apa ini?
Sekolah dulu dianggap sebagai pilar utama pendidikan ,selain dari keluarga dan masyarakat sekitarnya.Sekarang ini nampaknya harus ditambah satu pilar lagi yaitu media massa.Media seharusnya bisa menjadi hiburan sekaligus mengemas pendidikan secara lebih menarik.Sayangnya sekarang ini media cenderung hanya mengeksploitasi segi hiburan .
Dan eksploitasi itu ,harus ditambah bumbu-bumbu sehingga berita yang berkaitan dengan privasi tokoh atau publik figur adalah incaran utama



Menyalahkan anak selain tidak menyelesaikan masalah juga bukan merupakan hal yang bijak.Mengerti dan memahami keinginan anak adalah lebih baik.Percuma memarahi anak yang ketahuan menyimpan video porno di HP nya.Toh lain kali dia bisa mengulangi lagi.

Untuk itu ,mari kita merenungkan bahwa anak-anak generasi penerus kita,haruslah diselamatkan dari gempuran pornografi yang sudah merajalela di semua media massa kita sekarang ini.

No comments:

Share/Save/Bookmark