Saturday 12 December 2009

Koin ,koin dan koin

Gunungan itu bukan tumpukan sampah..
Juga bukan pembuangan barang rongsokan..
Gunungan karung bergemerincing
Berisi koin koin berjuta jumlahnya.
Si mampu yang terus memperoleh segalanya..
Popularitas,
Dukungan
Dan juga koin koin receh yg terus mengalir.


Sementara itu
Dibalik gunungan sampah yg sesungguhnya ,
Diantara bau anyir bangkai binatang,lumpur dan teriknya matahari,
Sepasang tangan kotor masih mengais plastik dan koran bekas,
Berharap menemukan sejumlah koin,untuk menyambung hidup,
Baju compang-camping,rumah beralaskan kardus,tempat tidur lantaƬ ,bukan kasur empuk tempat si mampu..
Sepasang tangan itu hanya mencoba bertahan dari hidup,berharap mendapat koin untuk sekedar mengganjal perut.


Tangan itu hanya bisa mendesah
Ya Tuhanku ,beri aku kekuatan untuk menjalani hidup .Itu saja yg terus menerus dia ucapkan..
Tak sempat baginya memikirkan keadilan,atau dukungan walau kemiskinan bukan kemauannya.
Tak sempat baginya untuk berpikir atau merasakan bagaimana seandainya gunungan sampah itu berubah menjadi koin koin receh .


Tampaknya kita lebih senang menuoggu dan melihat kesempatan untuk bisa mengaktualisasikan diri.Menjadi oportunis sejati.
Kemiskinan hanya pas digembar gemborkan saat kampanya,bahkan demi satu kata miskin kita rela berdebat berbusa-busa.
Menghabiskan duit ratusan juta untuk hanya sekedar mendefinisikan ' miskin'.

Saat ini kita lagi disibukan dengan 'koin keadilan'..
Keadilan yg tumbuh dari hati nurani.
Lalu diri ini bertanya..
Kenapa hati ini tidak tergetar sedikitpun ,melihat begitu banyak orang mengumpulkan koin untuk membayar denda oleh pengadilan?
Lalu apa yg salah dg hati nuraniku, yg malah tergetar melihat mbok Minah yg mencuri 3 buah kakao.Lihatlah mulut tua itu,dg bergetar mengeluarkan suara 'saya akan menerima semua hukuman yg harus saya jalani.'
Tak ada pengacara,tak ada kata kata berbusa pembelaan diri, hanya menerima semua akibat dari perbuatannya.


Mau menerima segala akibat dari tindakan yg sudah dilaksanakan ,adalah lebih mulia daripada segunung koin-koin.

No comments:

Share/Save/Bookmark