Friday 21 November 2008

Nasib seseorang (tidak) ditangannya sendiri?

Menarik sekali tulisan Adi Ekopriyono di harian
Suara Merdeka tanggal 18 Nov 08 yang berjudul 'Dehumanisasi'.Beliau
yang merupakan wartawan Suara Merdeka menulis tentang apa yang
dikatakan seorang perempuan Cina yaitu bahwa orang Indonesia adalah
cengeng,tidak mandiri.'sedikit-sedikit mengeluh kepada
Tuhan.Sebentar-sebentar minta tolong kepada Tuhan

,lalu dimana
eksistensi dirinya sebagai manusìa?
Masih kata perempuan Cina itu'Tuhan anda itu kasihan ,karena harus
menanggung banyak sekali keluhan dan permintaan dari jutaan
manusia.Sikap cengeng dan merasa tidak berdaya seperti itu tidak
bermoral,tidak bertanggung jawab dan lari dari kenyataan'.
Menurut Kenneth Phifer dalam esai The Faith of a Humanist 'Tidaklah
bermoral mengharapkan Tuhan untuk berkarya atas diri kita.Kita harus
bertindak untuk menghentikan peperangan dan kejahatan serta brutalisme
di abad ini dan abad yang akan datang.Kita memiliki kekuatan untuk
melakukan sesuatu.Kita memiliki kebebasan dalam menentukan tindakan
kita sendiri.
Mungkinkah ini potret masyarakat sekarang ini? Orang sering
mengatasnamakan agama untuk melakukan suatu tindakan sehingga kadang
kadang muncul suatu sikap bahwa seolah olah manusia atau lembaga
keagamaan tertentu bisa menentukan seseorang bisa masuk surga atau
neraka,mati sebagai martir,syuhada atau bukan .Persis dengan situasi
Abad Pertengahan ,sekarang terjadi reduksi rasionalitas.Orang menjadi
tidak rasional dan menyerahkan segalanya kepada kekuatan supranatural
,adikodrati.Wajar kalau tempat ibadah keagamaan bertambah banyak dan
dipenuhi umat,tapi dukun dukun ,paranormal ,ramalan ramalan lewat
Short Message Service /SMS pun tidak kalah larisnya.Keadaan inilah
yang disebut Dehumanisasi.
Kata kata perempuan di Bejing itu jangan jangan benar.Jangan jangan
banyak diantara kita memang cengeng dan tidak mandiri hanya
menyerahkan segala sesuatu kepada Tuhan dalam bingkai agama.Kita
seperti anak anak yang bisanya mengeluh dan meminta pada orang
tua.Mungkin ada baiknya kita merenungkan hal itu.

4 comments:

Unknown said...

ternyata ada orang yang menganggap kalau tuhan memiliki derajat tertentu

No longer valid said...

Kayaknya negara kita ini layaknya surga firdaus yang apa2nya bisa diminta kepada Alloh. Itu kata ibu Yu dari Ceragem Tangerang. Menurut penuturannya di Cina ada seorang wanita yang berusia 236 tahun. Padahal kans hidup di Asia itu 136 tahun. Kenapa coba di kita kans hidup cuma 75 tahun? Apa karena terlalu banyak meminta kepada Alloh. Padahal gak salah klo meminta hanya kepada Alloh. Lagian masa sih menyebabkan dekadensi hati dan daya juang, yang bisa memporak porandakan daya ketahanan mental? Rasanya akan perlu waktu buat perenungan panjang dan dalam.

Abah lagi mendata para manula diatas 80 tahun. Vide http://muslim80plus.blogspot.com/ Rata2 mereka berasal dari area pedesaan, meski ada juga yang berasal dari perkotaan. Kepingin tau aja apa rahasia dibalik usia panjang mereka, meski kebanyakan hidup dalam kesederhanaan bahkan kemiskinan.

Masjoko said...

iman artinya Percaya! percaya adalah menerima sesuatu dengan sungguh-sungguh sebagai Kebenaran.

Seperti yang dikatakan oleh seseorang : " Bahwa obyek kepercayaan kita itu Benar atau Palsu, kita akan menerimanya ".

Sukadana Atmaja said...

pernahkah kita bersyukur kepada Tuhan atas segala nikmat yang telah Ia berikan...? bayangkan saja jika sebagian besar dari kita memanjatkan fuji syukur kehadapannya, masihkah ada permusuhan diantara umat manusia...?

Share/Save/Bookmark