Friday 21 May 2010

Gambar Nabi di Facebook yang menghebohkan

Dua tahun lalu koran-koran di Denmark memuat karikatur, yang mereka sebut sebagai wajah Nabi Muhammad dan menghebohkan dunia. Kini malah muncul kontes menggambar Nabi, juga dalam bentuk karikatur. Tak perlu disikapi berlebihan.



MATA pria itu digambarkan melotot. Kumisnya tebal melintang, menyatu dengan jenggot yang juga lebat. Serban di kepalanya digambarkan sebagai bola dunia. Di atas serban itu ada gambar bom dengan sumbu menyala dan di tengahnya ada lafal Arab bertuliskan "Laa Ilaha Illa Allah Muhammadur Rasulullah"- tidak ada Tuhan selain Allah, Muhammad utusan Allah. Itulah karikatur karya imajinasi Kurt Westergaard, kartunis surat kabar Jylland-Posten yang dua tahun silam sempat membuat heboh.

Dimuat kali pertama 30 September 2005, karikatur itu dimuat ulang oleh Jylland-Posten dan 17 surat kabar Denmark lainnya sejak 13 Februari 2008 (lihat "Murder plot against Danish cartoonist," Jylland-Posten, 12 Februari 2008). Para redaktur koran-koran yang memuat gambar itu berpendapat, pemuatan ulang karikatur Westergaard sebagai bentuk dukungan untuk kebebasan berekspresi.

Lalu entah dari mana asal-usulnya, wajah pria di gambar itu disebut-sebut sebagai wajah Nabi Muhammad saw. meski kalau ditafsirkan secara paling bebas sekalipun, wajah dalam karikatur itu lebih mirip dengan wajah Mirza Ghulam Ahmad pendiri Ahmadiyah atau wajah kebanyakan lelaki keturunan India atau Pakistan (lihat Fotos Von). Bedanya, mata Mirza di foto itu tidak tampak dengan mata melotot.

Aksi protes pun muncul di mana-mana. Dari Mesir hingga Somalia, dari Turki hingga Palestina, dari Iran hingga Afghanistan, dan dari India hingga Indonesia. Hingga Februari 2006, korban tewas akibat aksi protes itu mencapai enam orang; lima orang mati di Afghanistan dan satu remaja tewas di Somalia. Semuanya tewas ditembak oleh polisi (lihat "Protes Kartun Nabi Telan Korban," syirah.com, 7 Februari 2006).

Dua tahun berlalu dan kini malah muncul kontes karikatur Nabi Muhammad. Penggagasnya sebuah grup di jejaring Facebook. Bertajuk "Everybody Draw Mohammed Day" kontes itu diserukan terselenggara 20 Mei 2010. Hampir sama dengan kartun Wastergaard yang menuai protes, kontes karikatur Nabi itu pun menyulut penolakan keras.

Di jejaring yang sama, muncul misalnya grup tandingan yang menentang kontes itu AGAINST "Everybody Draw Mohammed Day." Di Pakistan, Pengadilan Tinggi Lahore bahkan memerintahkan Dewan Telekomunikasi Pakistan untuk memblokir Facebook mulai Rabu 19 Mei 2010. Pak Menteri Tifatul Sembiring kabarnya juga menyurati Mark Zuckerberg, pemilik dan pengelola Facebook, agar "Everybody Draw Mohammed Day" dibekukan.

Namun berbeda dengan Wastergaard, Molly Norris yang disebut-sebut sebagai pencetus kontes kartun Nabi itu, belakangan meminta maaf kepada umat Islam. Molly adalah kartunis asal Seattle, Amerika Serikat dan kartunis yang kali pertama menyebut istilah "Everybody Draw Mohammed Day." Di blognya, mollynorris.com, Molly mengaku hanya main-main dengan istilah "Everybody Draw Mohammed Day."

Kata dia, kartun yang dibuatnya hanya dimaksudkan untuk menyindir Comedy Central. Itu adalah sebuah stasiun televisi yang menyensor tayangan salah satu episode acara kartun "South Park" yang menampilkan gambar Nabi Muhammad. Sensor dilakukan setelah revolutionmuslim.com mengancam pembuat kartun "South Park."

Molly juga membantah sebagai pembuat grup di halaman Facebook yang mengajak orang membuat karikatur Nabi Muhammad. Sebaliknya kata Molly, dia bergabung dengan grup lain di Facebook yang menentang kontes pembuatan kartun itu. Menurut dia, kartunnya telah disalahartikan dan ditunggangi orang lain sehingga malah menebar kebencian kepada umat Islam. "Saya tidak mendeklarasikan 20 Mei sebagai Hari Setiap Orang Menggambar Muhammad," kata Molly.

Yesus di Ka'bah
Nabi Muhammad adalah sosok yang disanjung dan menjadi panutan seluruh umat Islam. Lahir di Mekkah, Muhammad terlahir dari garis keturunan Nabi Ibrahim as. (lihat Jewish Virtual Libabry) melalui Nabi Ismail as. Nama yang disebut terakhir dilahirkan oleh Hajar budak Ibrahim dari Mesir yang dinikahi atas dorongan dan persetujuan Sarah, istri pertama Ibrahim. Ismail berarti "Tuhan telah mendengar."

Menjelang setahun setelah kelahiran Ismail, Sarah juga melahirkan anak Ibrahim dan diberi nama Ishak. Atas permintaan Sarah kepada Ibrahim pula, setelah kelahiran Nabi Ishak as, Hajar dan Ismail diminta meninggalkan Kanaan.

Di buku Muhammad: Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik yang ditulis oleh Martin Lings, Asisten Penjaga Naskah dan Buku-Buku Ketimuran di British Museum- pribadi dan perilaku Nabi secara lahiriah, digambarkan sebagai pria yang tampan, santun, jujur, dan cerdas. Beberapa hadis juga mengungkapkan hal yang sama. Salah satu sebab orang-orang Quraisy (salah satu suku yang paling keras menentang ajaran Muhammad) tak mampu mengusir dan mengucilkan Nabi, karena perilaku Muhammad yang santun, jujur, dan cerdas bahkan sejak kanak-kanak. Sehingga dalam semua persoalan, mereka yang menentang keras Muhammad pun selalu meminta Nabi untuk menjadi penengah atau pemutus perkara.

Keterangan Lings tersebut, niscaya juga berlaku pada semua nabi dan orang-orang saleh yang lain. Pada mereka seolah berlaku ketetapan bahwa ucapan dan perbuatan kadarnya sama benar. Tidak ada misalnya, sejarah dari para nabi dan orang-orang saleh, apa pun agama yang dibawa oleh mereka, kemudian antara ucapan dan perbuatannya tidak sesuai apalagi misalnya mengajarkan kebencian dan permusuhan. Wajah mereka, semuanya juga digambarkan sebagai wajah yang teduh, sehingga membuat banyak orang merasa aman berada di samping mereka atau diputuskan perkaranya oleh mereka.

Berdasarkan beberapa hadis, persoalannya, ajaran Islam melarang orang membuat gambar dan menyimpannya. Salah satunya adalah sebuah hadis yang dikabarkan oleh Bukhari, yang menyebut, "Bahwasanya Nabi ketika melihat gambar-gambar di rumah, beliau tidak mau masuk sebelum gambar itu dihapus." Apa alasan Nabi waktu itu, hal itulah yang tak diterangkan oleh Bukhari sehingga penafsirannya juga bisa beraneka macam.

Ada sebuah cerita menarik waktu Nabi memasuki Mekkah untuk kali pertama sejak dia berpindah (hijrah) ke Madinah. Ketika mendekati Ka'bah, semua patung yang mengelilingi Ka'bah dirubuhkan olehnya. Nabi lalu masuk ke dalam Ka'bah, di belakangnya ikut masuk Ustman ibn Affan dan Bilal ibn Ribah atas ajakan Nabi. Pintu Ka'bah kemudian dikunci kembali.

Diterangkan oleh Lings, selain gambar Perawan Maria, Yesus, dan sebuah lukisan seorang lelaki tua yang digambarkan sebagai Ibrahim, dinding bagian dalam Ka'bah dipenuhi berbagai gambar berhala. Nabi dengan hati-hati meraba gambar-gambar itu dan menyuruh Ustman agar menghapus semuanya kecuali gambar Ibrahim. Penjelasan Lings ini, terutama merujuk kepada kitab al Maghazi, seputar dakwah-dakwah Nabi yang ditulis oleh Muhammad ibn ‘Umar al Waqidi meskipun menurut Lings, dalam riwayat yang lain, Nabi menyuruh Utsman menghapus semua gambar tanpa kecuali.

Sebagian ulama karena itu lalu sepakat bahwa tentang pelarangan gambar oleh fikih Islam, terutama dimaksudkan agar tidak ada usaha untuk mengultuskan seseorang atau individu bahkan jika seseorang atau individu itu adalah seorang nabi sekali pun. Konteksnya adalah kelakuan orang-orang pagan Quraisy yang cepat bahkan terlalu cepat menjadikan "sesuatu" (dari gambar atau patung) sebagai sesembahan mereka. Sementara Nabi membawa ajaran yang mengajak manusia untuk hanya mengultuskan Tuhan, bukan yang lain.

Dengan kalimat lain bisa dikatakan, Nabi sebenarnya mengajak manusia untuk selalu mengasah dan mengutamakan rohani ketimbang meributkan persoalan lahiriah yang tampak, seperti gambar dan patung-patung dari kaum pagan saat itu. Tidakkah agama memang sebuah ajaran yang mendasarkan pada kekayaan rohani agar dari sana kemudian terbentuk perilaku lahiriah?

Selain hadis dari Bukhari itu, tidak ada hadis yang secara langsung dan terang menjelaskan hal itu. Tidak juga di dalam al Quran. Namun jika Nabi sendiri sudah menghapus semua gambar di Ka'bah maka logikanya lukisan atau gambar tentang dirinya juga dilarang. Kira-kira begitulah pendapat sebagian ulama, meskipun perdebatan tentang hal itu tidak akan pernah selesai, tentu saja.

Kotoran Unta
Lalu bagaimana menyikapi karikatur Wastergaard dan kontes karikatur yang diserukan di Facebook?

Pada suatu hari, datanglah Jibril kepada Nabi yang kepalanya sudah berdarah-darah akibat dihujani lemparan batu oleh penduduk Thaif yang tak bersedia menerima ajarannya. "Berdoalah Muhammad kepada Tuhanmu, agar aku diizinkan melemparkan dua bukit gunung itu kepada mereka," kata Jibril. Namun Nabi malah tersenyum dan berkata kepada Jibril, "Tidak Jibril, sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu. Kalau mereka musnah bagaimana ajaran Allah akan aku sampaikan kepada mereka." Nabi kemudian malah berdoa agar penduduk Thaif diampuni.

Bukan sekali itu Nabi memperoleh perlakuan sadis melainkan hampir setiap hari sepanjang hidupnya. Pernah seorang Yahudi selalu menyempatkan diri naik ke atap rumahnya setiap kali Muhammad akan lewat di depan rumah itu menuju masjid. Lalu dari atas rumah, si Yahudi selalu menyiramkan kotoran unta kepada Nabi yang sedang melintas di bawah dan setiap kali itu pula, Muhammad terpaksa kembali ke rumahnya untuk mengganti pakaian. Kejadian itu berlangsung setiap hari hingga suatu hari, Muhammad sampai ke masjid tanpa mendapat siraman kotoran dari si Yahudi.

Sepulang dari masjid bertanya Nabi kepada para tetangga si Yahudi, ke mana gerangan orang itu. "Sakit," kata para tetangga.

Nabi lalu mendatangi rumah si Yahudi untuk menjenguk. Ketika menemui si Yahudi yang terbaring tak berdaya, Muhammad berkata, "Aku berdoa agar engkau cepat sembuh, agar engkau bisa kembali menyiramiku dengan kotoran unta." Si Yahudi lalu menangis dan setelah sembuh, dia selalu menceritakan tentang kemuliaan perilaku Nabi kepada semua orang.

Maka karikatur dari Jylland-Posten yang katanya menggambarkan Nabi Muhammad dan juga kontes karikatur di Facebook itu sebetulnya tak perlu disikapi dengan sangat reaktif apalagi dengan cara-cara yang tidak diajarkan oleh Nabi. Kemuliaan Muhammad tak akan pernah berkurang hanya karena sebuah gambar yang dimaksudkan untuk melecehkan dan menghina maupun yang menyanjungnya. Perilaku yang melecehkan dan mengecilkan peran Nabi, sesungguhnya tak akan pernah berhenti bahkan ketika orang-orang Islam sudah mencontoh perilaku Nabi sekali pun. Aksi itu juga tak menggambarkan atau mewakili seluruh pendapat dari orang orang-orang nonmuslim.

Lihat dan amatilah, karikatur Wastergaard dan yang belakangan terpampang di kontes "Everybody Draw Mohammed Day" itu pun, sesungguhnya sama sekali jauh dari wajah Nabi yang digambarkan oleh banyak hadis, yang juga diakui kaum orientalis sebagai wajah yang penuh keteduhan. Westergaard dan para karikarituris itu, sekali lagi hanya berimajinasi dan celakanya imajinasi itu memang keliru besar karena tampaknya mereka memang tak pernah punya bayangan dan referensi sama sekali tentang wajah dan perilaku Nabi melainkan sebagian seperti Wastergaard misalnya, hanya mencocokkan gambar wajah dari Mirza Ghulam Ahma
Artikel ini saya copy dari sini atau juga bisa dilihat di sini

No comments:

Share/Save/Bookmark