Wednesday 14 April 2010

Sketsa Koja

"Pembongkaran makam Mbah Priok ,harus dihentikan!"
"Pembongkaran ini sudah sesuai keputusan pengadailan,kita hanya menegakan hukum!"

Ribuan rakyat marah,
keberingasan seakan menjadi topeng,bagi masyarakat yang dulu terkenal ramah tamah.Batu,bom molotov,pentungan kayu beterbangan tak tentu arah,membuat pikiran logis menjadi sirna.
Lawan! Lawan! Lawan! seolah menjadi suatu sabda.Sabda yang harus dilaksanakan ,walau nyawa menjadi taruhannya.Mereka lupa segalanya,lupa anak istri lupa diri sendiri,yang tampak adalah kabut amarah..hancurkan! ..karena merasa haknya dirampas.

Adapula Satpol PP yang beringas,merasa kebingungan dan dilema.Di depan mata , saudara saudara mereka berteriak,memohon dan menangis,tetapi disisi lain mereka cuma melaksanakan tugas demi menghidupi anak istri.Antara kemanusiaan dan urusan perut,bagai sebilah pedang membelah hati nurani mereka.
Maka minuman keras seolah menjadi penyelamat.
"Aku tak tega berhadap hadapan dengan saudaraku sendiri,tapi aku juga tak mau kehilangan pekerjaanku!"
Maka setenggak Chivas Regal

menjadi pembunuh hati nurani. Glek! Glek! Glek! ...Bawa! bawa! Pukul! Pukul!



Darah itu akhirnya tertumpah juga,mengalir membasahi bumi pertiwi.Merah bukan saja menghiasi wajah dan tubuh,tetapi telah menyelimuti hati dan pikiran.Merah darah dan api menyelimuti tanah Koja diselingi teriakan nama Tuhan.!


Dua nyawa kembali kepelukan ibu pertiwi,dan entah berapa lagi nyawa yang harus binasa atas nama keserakahan dan ambisi.?Berapa nyawa lagi harus hilang atas nama amarah?




Gambar dari

kompas
dan detik

No comments:

Share/Save/Bookmark